Diskriminasi Negara Terhadap Kelompok Minoritas

diskriminasi negara terhadap kelompok minoritas

Diskriminasi Negara Terhadap Kelompok Minoritas


Indonesia merupakan suatu Negara yang memiliki beraneka ragam suku bangsa, ras dan agama. Namun banyak kita mendengar bahwa susahnya mencari pekerjaan, susahnya mengurus pernikahan dikarenakan karena agama yang dianutnya. Sebagai contoh adalah Ahmadiyah dan Syiah, mereka adalah bagian dari masyarakat Indonesia akan tetapi mereka mengalami diskriminasi seperti itu hanya karena mereka dianggap berbeda dari mayoritas masyarakat lainnya. Warga Ahmadiyah di manislor sangat susah mengurus pernikahan di kantor urusan agama (KUA) setempat, warga Ahmadiyah di Transito lombok pun sebagian besar dari mereka tidak mendapatkan KTP karena dianggap berbeda.

Salah satu bentuk diskriminasi Negara kepada kelompok minoritas

Yaitu pencantuman kolom agama pada kartu tanda penduduk (KTP). DPR dan Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi menyatakan bahwa kolom tersebut harus dikosongkan untuk warga Negara yang menganut aliran kepercayaan dan kolom tersebut hanya bisa di isi oleh mayoritas agama yaitu Islam, Kristen Protestan, Katolik, Budha, Hindu, konghucu. Jadi aliran kepercayaan tidak boleh mencantumkan agamanya pada kartu tanda penduduk (KTP).
Ada sekitar 6.000-an warga Dayak yang menganut aliran Kaharingan. Mereka terpaksa mengisi kolom agama agar mudah mendapatkan pekerjaan tetapi sebagian besar dari mereka juga tidak mencantumkan agama di KTP. Pengosongan agama di KTP Sepertinya sebagian besar orang belum bisa menerima hal tersebut.
Pertanyaannya, apakah masih perlu mencantumkan agama pada KTP ? Besar kemungkinan banyak yang berpendapat perlu untuk mengisi kolom agama pada KTP, silahkan saja untuk pendapat itu. Namun mengapa aliran kepercayaan tidak boleh mengisi kolom tersebut ? padahal Indonesia merupakan negara yang menentang isu SARA (Suku, Agama, Ras dan Antargolongan), mengapa hanya agama saja yang dimasukkan sedangkan Suku, Ras dan Antargolongan tidak ada pada KTP.
Dengan kelompok mayoritas yang tidak mau menerima perbedaan dari kelompok minoritas maka jelas semboyan negeri tercinta ini “Bhinneka Tunggal Ika” telah luntur , Karena itu Indonesia harus menghentikan Diskriminasi atas nama Agama dengan menghapus kolom Agama pada KTP.

Dua Keluarga Ahmadiyah Diusir Di Jambi

Dua Keluarga Ahmadiyah Diusir Di Jambi


Rukmana (43) termasuk istri dan dua anaknya dan Majid (73) diiringi istrinya hanya bisa pasrah. Mereka hanya bisa memandangi orang-orang sekitarnya juga sekeliling lingkungan yang selama ini ditinggali dan akrab bersamanya. Senin, 26 November 2013, yang seharusnya menjadi “November ceria” bagi mereka berubah menjadi muram. Perangkat desa Palawan Jaya hingga camat disertai sebagian warga masyarakat mengusir mereka karena mereka adalah muslim Ahmadiyah. Apalah daya. Tak ada daya melawan kehendak penguasa, juga sebagian masyarakat karena mereka hanyalah orang biasa yang menganut . Jamaah yang dianggap sebagai aliran yang menyimpang dari arus utama.

Majid adalah seorang Ahmadi tulen yang telah menganut Ahmadiyah sejak lama. Ia begitu mencintai jamaah ini dengan segenap harta, jiwa, dan raganya. Anak laki-lakinya Ali Mukhayat (35) melalui pengarahannya telah menjadi seorang ustadz Ahmadiyah juga menjadi bukti betapa ia mencintai jamaah yang memperoleh perlakuan tidak baik di negeri yang katanya paling toleran ini. Anak laki-lakinya itu kini tinggal di Batang, Jawa Tengah, jauh darinya karena menjalankan pengkhidmatan.
”Tekanan dari lingkungan dan pemerintah bukan hal yang buruk. Ini merupakan cara Tuhan memperkenalkan jamaah kami yang kecil tapi teguh berpegang pada kesabaran dan doa,” begitu reaksinya.

Bupati Serolangun Drs H. Cek Endra jauh sebelum kejadian pengusiran telah mengeluarkan edaran berkaitan dengan keberadaan Ahmadiyah di wilayahnya. Tekanan dari sebagian elemen masyarakat di antaranya mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dilakukan kepada pemerintah agar membubarkan Ahmadiyah di Serolangun sebelumnya. Tuntutan PMII itu di antaranya:

a. REALISASIKAN Surat edaran bupati Sarolangun mengenai jemaah Ahmadiyah.

b. Jika tidak ada realisasinya sampai satu bulan kedepan, maka kami akan menggunakan cari kami sendiri untuk mengusir para pemeluk Ahmadiyah.

Bupati Wonosobo Abdul Kholik Arif disalami Khalifah Hadhrat Mirza Masroor Ahmad
Bupati Wonosobo Abdul Kholik Arif disalami Khalifah Hadhrat Mirza Masroor Ahmad (krjogja.com)

Sikap pemerintah pusat dan daerah di Indonesia sendiri berlainan dalam menyikapi Ahmadiyah. Misalnya, Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono mewakili pemerintahan tertinggi mengemukakan bahwa pemerintahannya tidak akan melarang dan membubarkan Ahmadiyah bahkan akan melindungi. Kontradiktif dengan sikap pembantunya Suryadarma Ali sebagai menteri agama yang justru akan mengadopsi cara-cara pemerintah Pakistan dengan memberangus Ahmadiyah. Masyarakat pun dibingungkan!

Di daerah juga berlainan, ada pejabat daerah yang aktif menekan dan mengintimidasi Ahmadiyah melalui kekuasaannya. Tapi ada juga yang bersikap netral dengan tekad melindungi semua warganya dari sikap intoleran.

Sebut saja bupati Wonosobo, Kholiq Arif. Ia menjadi contoh kepala daerah yang cukup gemilang dalam menjaga kerukunan warganya meskipun di wilayahnya ada Ahmadiyah. Ahmadiyah diperlakukan sama dengan aliran agama yang lainnya termasuk juga di dalamnya Syiah yang cukup mendapat sorotan di negeri ini. “Warga Ahmadiyah berhak hidup di Indonesia karena mereka juga membayar pajak,” kata Bupati Wonosobo Kholiq Arif seperti dilansir tempo.co.Karena sikap tegas sang Bupati tak ada riak-riak timbul dari perbedaan itu.

Kholiq Arif pun termasuk nekad dan berani. Beberapa waktu lalu saat Khalifah Ahmadiyah kelima Mirza Masroor Ahmad melakukan lawatan di wilayah Asia dan Oceania, dan singgah di Singapore, ia malah terbang ke negeri singa itu dan menemuinya. Begitu kembali ke tanah air ia justru berkeinginan untuk mengunjungi markas Ahmadiyah di London dan ingin belajar bagaimana Ahmadiyah mengelola organisasinya. Dalam pandangannya, Ahmadiyah sangat berhasil dalam berorganisasi.

Sikap penguasa yang berlainan ini membuat bingung masyarakat. Penguasa yang mabuk kekuasaan sebagiannya memang lebih mendengar mayoritas meskipun sikap mayoritas itu mengundang huru-hara dan melahirkan kebencian di antara sesama anak bangsa jauh dari cita-cita luhur bangsa. Penguasa mabuk rakyat teler ikut lupa diri. Penguasa sadar rakyat pun akan ikut sadar bahwa cinta sesama adalah harta yang berharga.
Cinta untuk semua, kebencian dikubur sedalam-dalamnya. Selamat pagi Indonesia Jaya!

Oleh Arif Sadewa. Sumber: Kompasiana
- See more at: Warta Ahmadiyah

In Central Java, NU to open dialogue with Ahmadiyah followers

NU to open dialogue with Ahmadiyah followers

NU leader says government should be neutral in matters of religion, and urges dialogue with such groups.

By Rochimawati for Khabar Southeast Asia in Yogyakarta

’s community, deemed “deviant” by some Muslims, faces many pressures in East and West Java, but Central Java has chosen a middle way.
Governor Ganjar Pranowo indicated people in the province should be able to practice their faith. And local Nahdlatul Ulama (NU) leaders say they will approach the minority group through dialogue.
“The governor suggests not disbanding Ahmadiyah. If at some point people argue that their teaching is not in accordance with Islam, he suggests assisting the group instead of alienating them,” said Abu Hafsin, chairman of the NU regional board (PWNU), following a meeting with Ganjar in Semarang on October 17th.
“I agree with the governor’s statement. The state should be neutral and separate from religion,” Abu Hafsin said. “Conducting dialogue among religious followers is good; it prevents possible conflict from occurring in society.”
He himself does not recommend banning Ahmadiyah congregations in Central Java. “If anyone should be considered deviant, they must be nurtured, not disbanded,” Abu Hafsin said.
The NU is prepared to guide the Ahmadiyah if the group does not practice the correct teachings of Islam, he added.
“So far we have frequent dialogue and communication with Ahmadiyah leaders in Central Java,” he stated.

Ready for dialogue
Syaiful Uyun, an Ahmadiyah preacher from Central Java, said Ahmadiyah followers are ready to engage in dialogue if requested to. “We are ready to have conversations with them. Even with NU comrades, we often do,” Syaiful told Khabar.
Ahmadiyah followers in Central Java – about 15,000 people concentrated in Wonosobo and Banjarnegara regencies – can carry out their worship safely, Syaiful said.
“Until now, we are safe to pray and worship in our mosques,” he said. Although present in Indonesia for decades, the Ahmadiyah have come under increasing pressure in recent years, especially since a 2008 government decree that allows Ahmadiyah Muslims to practice their religion while imposing stiff penalties if they attempt to spread their ideas.
Ahmadiyah followers “are asked to sign a declaration that they will not conduct Ahmadiyah activities,” Syaiful said.
While the Ahmadiyah object to the decree, they respect and obey the rules, Syaiful said. But they hope Indonesian civil society can embrace tolerance. “All elements in our society will respect the decision made by our leaders,” he said.

Protect minority groups
Many local Muslims believe that minority groups should be able to practice their faith freely.
The state must protect minority groups, according to M. Syukron, a member of Gusdurian community in Semarang. They are NU members who embrace the pluralism advocated by longtime NU leader and former president Abdurrahman Wahid.
“In the case of Ahmadiyah, we are not defending a particular group, but as a country with laws, we have an understanding of the freedom of speech. Moreover, [freedom of] religion is a matter of human rights,” Syukron told Khabar Southeast Asia.
Hairus Salim, director of the Institute for Islamic and Social Studies (LKiS) in Yogyakarta, said the conflict between Sunni and Ahmadiyah is triggered by different interpretations of Islam.
“There is a movement whose teachings may be different from that of the majority religion in Indonesia. As a result, Ahmadiyah followers are considered deviant. However, it is the duty of government to protect the minorities,” he said.

Ilustrasi gambar: Ahmadiyah elder Alil Bakar Basalah (middle) leads a women’s prayer group (Lajnah Imaillah) in Yogyakarta on October 25th. Central Java Governor Ganjar Pranowo has said he will not ban the group in the province. [Rochimawati/Khabar]

Sumber: Khabar Southeast Asia , Warta Ahmadiyah

Bupati Sarolangun Intruksikan Pelarangan Aktifitas Jemaat Ahmadiyah di Sarolangun

bupati sarolangun intruksikan pelarangan aktifitas jemaat ahmadiyah di sarolangun
Pada 10 Juli 2013, Bupati Sarolangun mengeluarkan instruksi tentang Larangan Aktifitas Jemaat Ahmadiyah Indonesia di Kabupaten Sarolangaun. Surat ini bernomor 300/209/Kesbang/2013

Intruksi Bupati Sarolangun bisa dilihat disini

See more at: Warta Ahmadiyah

Dua Keluarga Ahmadiyah Diusir Di Jambi, Singkut.

dua keluarga ahmadiyah diusir di jambi
Di Singkut, Jambi. Dua keluarga muslim ahmadi diusir dari rumahnya di desa pelawan jaya setelah mendapatkan tekanan dari kepala desa, aparat dan warga yang anti Ahmadiyah. Dua keluarga ini adalah Keluarga bapak Rukmana dan bapak Majid. Sangat menyayangkan dengan mengatasnamakan agama tindakan para aparat desa yang seharusnya menaungi dan melindungi semua warganya justru terlibat dan ikut serta dalam tindakan diskriminasi ini.
Peristiwa ini dikhawatirkan akan merembet ke desa sekitanya dimana ada keluarga muslim ahmadinya. Berikut ini beberapa peristiwa terbaru yang terkait:
1.  Tanggal 24 November 2013 pukul 18.45 – 20.30 Wib Jemaat Ahmadiyah Singkut melaksanakan silaturahmi mengunjungi Bapak Shehu Wakil Ketua DPRD,dan melaporkan kejadian-kejadian yang menimpa Ahmadiyah Singkut dan mendapat sambutan yang baik dari beliau. Selanjutnya pada pukul 20.30-22.30 Wib Jemaat Ahmadiyah Singkut melaporkan kejadian pengusiran ke Kanitreskrim Bapak Hutapea.
2.  Tanggal 25 November 2013 Jemaat Ahmadiyah Singkut mendapat undangan dari pihak kecamatan, namun atas saran dari Pengurus Pusat undangan tersebut tidak dihadiri.
3.  Rencananya hari Rabu, 27 November 2013 Jemaat Ahmadiyah Singkut akan menghadiri undangan Bupati Kabupaten Sarolangun yang akan mempertemukan Pengurus Jemaat Ahmadiyah Singkut dengan Kesbangpol, Camat dan 5 Kepala Desa dimana warga Muslim Ahmadi tinggal. Hingga saat ini situasi di Singkut kurang menguntungkan bagi warga Ahmadiyah dikarenakan banyak tekanan dari berrbagai pihak.
Semoga Allah Ta’ala selalu memberikan ketabahan dan kesabaran bagi keluarga Bapak Rukmana dan Bapak Majid yang terusir karena mempertahankan keyakinan mereka sebagai Ahmadi.
Sumber : Warta Ahmadiyah

Tadzkirah Bukan Kitab Suci Ahmadiyah

Fitnah: Tadzkirah adalah Kitab Suci Ahmadiyah


tadzkirah bukan kitab suci ahmadiyah
Ikhwal kitab “Tadzkirah”, Konon kitab ini tidak dipersiapkan oleh pendiri Jemaat Ahmadiyah, melainkan kitab ini terwujud berkat buah pikiran Imam Jemaat Ahmadiyah, Hadhrat Khalifatul Masih II, Hadhrat Alhaj Mirza Bashirudin Mahmud Ahmad yang lama sesudah pendiri Jemaat Ahmadiyah wafat mengintruksikan untuk menghimpun wahyu-wahyu, ilham-ilham, kasyaf-kasyaf, dan rukya-rukya yang diterima oleh Pendiri Jemaat Ahmadiyah. Setelah penyusunan itu rampung, maka naskah itu dengan karunia Allah SWT diterbitkan dengan diberi judul “Tadzkirah” – yang mengandung makna sebuah karya kenang-kenangan atau peringatan. Selain dari makna itu tidak dimaksudkan untuk tujuan yang lain.

Pemikiran bahwa Tadzkirah adalah kitab suci Ahmadiyah

Adalah suatu pemikiran yang naïf menuduh bahwa “Tadzkirah” itu sebuah “kitab suci” Jemaat Ahmadiyah, katanya selaku tandingan Kitab Suci Al-Qur’an. (Nauzubillah min zalik! La’natullah ‘alal kazibin!)
Dipersilahkan mengecek ke rumah-rumah orang Ahmadi di sembarang tempat, pasti tidak akan mendapatkan kitab sebuah pun yang dinamakannya “Kitab Suci Tadzkirah”. Akan tetapi jika Al-Qur’an yang diminta, pasti akan disodorkan kepadanya Al-Qur’an yang terdiri atas 30 juz secara utuh dengan terjemahannya. Dalam terjemahan Al-Qur’an yang dimiliki orang Ahmadiyah, dan tidak akan terdapat kata-kata dalam kurung (Mirza Ghulam Ahmad) menyusul kata “Rasul-Nya”

Justru hanya Ahmadiyah yang menerbitkan terjemahan Al-Qur’an kedalam 100 bahasa didunia. Kita tegaskan: Kitab suci Ahmadiyah adalah Al-Qur’an.

JIHAD MENURUT AHMADIYAH

Jihad Menurut Pemahaman Ahmadiyah


Jihad Menurut Ahmadiyah
Kalau yang dimaksud dengan Jihad dengan melancarkan peperangan dalam menyebarkan Islam, karena tidak ada hubungannya didalam Islam, maka Ahmadiyah tidak membenarkannya. Tetapi Jihad yang hakiki yang diajarkan Rasulullah Saw justru dijalankan oleh Ahmadiyah yaitu jihad melawan hawa nafsu, Jihad dengan menyebarkan Al-Qur’an, ini yang menjadi inti perjuangan Ahmadiyah dan jalan terutama yang ditekankan pada para anggotanya. 

Contoh Jihad dalam pandangan Ahmadiyah 


Mendidik para anggotanya untuk selalu mengambil bagian dalam kegiatan keagamaan sehingga mereka terkontrol untuk berupaya menjadi muslim yang benar. Anggota di didik untuk berkorban membagi waktu dan harta untuk urusan agama dan secara teratur pula memberikan tenaganya. Akan halnya berjihad yang kedua ialah menyebarkan agama Islam, Ahmadiyah secara intelektual menyebarkan Islam melalui Jihad dengan Pena, inilah yang dilakukan oleh pendiri Ahmadiyah Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad (as) semasa hidup beliau dan telah membuat 80 buku dan ratusan surat, juga contoh lainnya adalah setiap anggota diharuskan menyampaikan ajaran suci seharusnya dan paling tidak ikut menyumbang dengan dana hingga dapat Ahmadiyah dapat menerjemahkan Al-Qur’an ke berbagai bahasa di dunia. Anggota Ahmadiyah lah yang menyumbangkan sebagian hartanya secara tetap dan teratur untuk agama, termasuk orang yang berpenghasilan minim. Mereka menjadi sadar bahwa hidup ini perlu ditunjang dengan pengorbanan agama. Dengan demikian Ahmadiyah  mampu mandiri, sanggup kedepan atas biaya dan pengorbanan anggotanya semata. 

Sholat Ahmadiyah

Bagaimana Sholatnya Ahmadiyah ?



Rasulullah saw bersabda "Barangsiapa yang sholat seperti sholat kami dan menghadap kiblat ke arah kiblat kami dan memakan binatang sembelihan kami maka orang itu adalah Muslim"
Tidak hanya itu, Ahmadiyah selalu menjalankan sholat lima waktu dan selalu senantiasa untuk menjalankan sholat Tahajud.
Maka ini bukti bahwa Ahmadiyah adalah Islam

Syahadat Ahmadiyah

Syahadatnya Ahmadiyah




Kami ingin mengklarifikasi tuduhan tak berdasar dari orang-orang mengenai syahadat orang Ahmadiyah, Syahadat orang Ahmadiyah adalah :

Syahadat Ahmadiyah

Yang Artinya :

"Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah"

Ahmadiyah tidak mempunyai syahadat yang lain kecuali kalimat syahadat diatas yang selalu kami baca di dalam sholat 5 waktu setiap hari. Semua tuduhan yang mengatakan bahwa Syahadat Ahmadiyah berbeda, semua itu adalah FITNAH dan FITNAH lebih besar dosanya daripada membunuh.

Allah S.W.T. berfirman yang maksudnya: “Sesungguhnya orang-orang yang mendatangkan fitnah kepada orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan, kemudian mereka tidak bertaubat, maka bagi mereka azab jahannam dan bagi mereka azab (neraka) yang sangat pedih”. (Q.S. al-Buruj: 10) 

Allah S.W.T. berfirman yang maksudnya: “Wahai orang yang beriman! Jauhilah dari kebanyakan sangkaan, karena sesungguhnya sebahgian daripada sangkaan itu adalah dosa, dan janganlah kamu mengintip atau mencari-cari kesalahan dan keaiban orang, dan janganlah kamu mengumpat setengah yang lain. Adakah seseorang kamu suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Sudah tentu kamu jijik  kepadanya. (Oleh itu patuhilah larangan tersebut) dan bertaqwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha penerima taubat dan Maha penyayang.” (Q.S. al-Hujurat: 12) 


APA KATA ORANG TENTANG AHMADIYAH?

Adakah Orang Yang Tegas dan Jelas Mengakui Kebenaran dan Kelebihan atau Memuji Ahmadiyah ?


Apa Kata Orang Tentang Ahmadiyah

Orang yang mengakui secara positive, mengagumi dan memuji Ahmadiyah banyak sekali, baik di Timur maupun di Barat, bahkan termasuk mereka yang memusuhi Ahmadiyah. 

Sekedar beberapa contoh kami cantumkan disini.

1).     Dr. Hamka terkenal sangat membenci Ahmadiyah, dari sejak tahun 30-an beliau melemparkan segala tuduhan dan cercaan. Beliau begitu bencinya kepada Ahmadiyah, membaca bukunya saja tidak mau. Namun anda baca yang beliau tulis dalam bukunya “Pelajaran Agama Islam”:  “Adapun kaum Ahmadi dan usahanya dalam melebarkan Islam dibenua Eropa dan Amerika, dengan dasar ajaran mereka, faedahnya bagi Islam ada juga. Mereka menafsirkan Al-Qur’an kedalam bahasa-bahasa yang hidup di Eropa. Padahal di zaman 100 tahun yang lalu masih merata kepercayaan tidak boleh menafsirkan Al-Qur’an. Penafsiran Al-Qur’an dari golongan Ahmadiyah itu membangkitkan minat bagi golongan yang mengingini kebangkitan Islam, ajaran Nabi Muhammad Saw kembali buat memperdalam selidiknya tentang Islam …” (Pelajaran Agama Islam cetakan pertama hal. 199).

2).    Ayah Dr. Hamka, Haji Dr. Rasul juga anti Ahmadiyah yang gigih, tetapi beliau juga menulis: “Diatas nama Islam dan kaum muslimin sedunia  kita memuji sungguh kepada pergerakan Ghulam Ahmad tentang mereka banyak menarik kaum Nasrani (Kristen) masuk agama Islam di tanah Hindustan dan lain-lain tempat ….” (Al-Qaulush-Shahih hal. 149, Bukit Tinggi 1928)

3).  KH. Zainuddin Labai dari Sumatra Barat mengatakan:  “Tentang kaum Ahmadiyah pintar mengembangkan agama Islam dan pintar menarik orang-orang  Kristen kedalam Islam. Maka lebih dulu kita pujikan setinggi-tingginya karena mereka itu sangat berjasa didalam Islam …”  (Majalah  “Almunir”, 23 Desember 1923).

4).   Proklamator, Dr. Ir. Soekarno mengatakan tentang Ahmadiyah:  “Ahmadiyah adalah besar pengaruhnya, juga diluar India. Ia bercabang dimana-mana dan menyebarkan banyak perpustakaannya kemana-mana sampai di Eropa dan Amerika orang baca ia punya buku-buku sampai disana ia sebarkan ia punya propagandis-propagandis. Corak ia punya sistem adalah mempropagandakan Islam dengan cara apologistis, yakni mempropagandakan Islam dengan membuktikan  kebenaran Islam dihadapan kritiknya dunia Nasrani…   Ahmadiyah adalah salah satu faktor penting dalam pembaharuan  pengertian Islam di India, dan satu factor penting pula di dalam propaganda Islam di benua Eropa khususnya, dikalangan kaum intelektual seluruh dunia umumnya….” (Dibawah Bendera Revolusi).

5).     Pergerakan Muhammadiyah mengatakan tentang Ahmadiyah :   “Mubaligh-mubaligh Ahmadiyah yang telah bermukim di Barat sangat keras mengembangkan agama Islam dan meratakan pengajarannya, begitulah berangsur terus-menerus yang datang pada kemudiannya, hingga di antara mubalighin itu ada yang menuju pusatnya kaum Kristen di tanah Roma, Italy, hendak di Islamkannya …..”  (Almanak Muhammadiyah hal. 42 tahun 1347 Hijriah).

Masih banyak lagi tokoh-tokoh dan ulama terkemuka memuji dan mengagumi perjuangan Ahmadiyah karena mereka mau mendengar, mau membaca dan mau membuka mata, mata yang tidak dikelabui oleh rasa benci dan fanatik buta. 

71 Warga Ahmadiyah Lombok Akan Menerima e-KTP

71 Warga Ahmadiyah di Lombok Akan Menerima e-KTP


71 Warga Ahmadiyah Lombok Akan Menerima e-KTP
JPNN, MATARAM – Sebanyak 71 Warga Ahmadiyah yang tinggal di Asrama Transito, Majeluk, Mataram, akan dibuatkan KTP elektronik (e-KTP) di Kota Mataram. Itu merupakan tindak lanjut rapat koordinasi di Provinsi NTB.

"Ini bukan kaitan karena Ahmadiyah. Mereka ini masuk kategori penduduk rentan. Aturan kemanusiaan memang harus dibuatkan tanda penduduk," terang Sekda Kota Mataram HL Makmur Said di ruang kerjanya, Rabu (20/11).

Dari pendataan yang telah dilakukan, ada 71 warga yang bakal mendapat e-KTP. Namun, untuk pembuatan e-KTP bagi jemaat Ahmadiyah, Pemkot Mataram tetap akan menunggu surat keputusan (SK) resmi dari pemerintah provinsi.

"Soal nanti tinggal di mana, itu kembali ke mereka masing-masing. Tapi untuk pembuatan ini, mereka terdaftar di Kecamatan Mataram," kata Makmur.

Dengan pembuatan e-KTP untuk 71 warga Ahmadiyah,


Lanjut Sekda, mereka yang tinggal di Kota Mataram bisa mendapatkan hak pendidikan, pengobatan gratis puskesmas, maupun bantuan beras miskin. Disarankan, kepada warga Ahmadiyah ini tidak lagi tinggal berkelompok.

Sementara itu Penanggung Jawab Jemaat Ahmadiyah di Asrama Transito, Sahidi mengaku, baru mengetahui informasi akan adanya pembuatan e-KTP bagi mereka dari media. Dia pun menyambut gembira informasi itu. Apalagi sudah tujuh tahun sembilan bulan mereka tanpa kartu identitas. "Kita senang kalau memang diberikan e-KTP," katanya.

Ditambahkan, ia sendiri memiliki dua anak yang hingga kini tidak memiliki akta kelahiran. Karena salah satu syarat pengurusan akta kelahiran harus menyertakan e-KTP. "Mengurus kartu keluarga juga kan butuh e-KTP," sambungnya.
Dengan adanya e-KTP untuk 71 warga Ahmadiyah ini,
kata pria berkumis ini, mereka bisa lebih mudah mengurus kesehatan, surat keterangan miskin, pendidikan anak, dan berbagai keperluan lain. "Mudah-mudahan bukan hanya wacana. Bisa terealisasi secepatnya," tandasnya.

Soal saran supaya warga Ahmadiyah yang tinggal di Kota Mataram tidak berkumpul dalam satu tempat, itu bakal diterima. Sebelum di Asrama Transito, memang mereka tinggal berpencar. "Awalnya, dulu kita dari beberapa daerah," ungkapnya.

Di tempat yang sama Pembina Ahmadiyah di Asrama Transito, Basyiruddin Aziz berharap pembuatan e-KTP bisa secepatnya terealisasi. Sudah sejak lama warga ingin memiliki kartu pengenal. Soal saran untuk berpencar dan saran apa pun dari pemerintah dia berjanji bakal mengikutinya. "Di sini (Kota Mataram, Red) memang sejauh ini terbuka kepada kami," ucapnya. (feb)

Sumber : JPNN.com

MENGAPA AHMADIYAH DITOLAK DAN DIKAFIRKAN ?

MENGAPA AHMADIYAH DITOLAK DAN DIKAFIRKAN

Mengapa Ahmadiyah itu dimana-mana ditolak, dimusuhi dan dituduh non Islam oleh Ulama? Dicap kafir, sesat dan menyesatkan ?


Sudah menjadi “Hukum Alam”, menjadi tabi’at manusia, sesuatu yang sifatnya gerakan pembaharuan atau sesuatu yang tampak sedikit saja berbeda dari apa yang ada, langsung menimbulkan reaksi tajam menimbulkan perlawanan dan permusuhan. Contoh yang mudah: Gerakan Muhammadiyah  yang didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan 1912 bukan disambut oleh masyarakat tetapi pada mulanya juga ditolak. Para pemuka kaum muslimin tingkat dunia yang sekarang dihormati, diterima, bahkan menjadi tauladan dan panutan, dahulunya pada masa permulaannya mereka ditolak, ditentang, dilawan, dimusuhi. Mereka antara lain :
  •           Syekh Muhammad bin Abdul Wahhab, seorang pembaharu bangkit di Saudi Arabia (1703 – 1787), dilawan habis-habisan. Sekarang keturunannya dianggap bangsawan dan mendapatkan kedudukan terhormat dan khusus di Saudi Arabia. Ajarannya sekarang malah dihidupkan disana.
  •           Sayid Waliyullah Shah di India (1703 – 1762) juga demikian
  •           Sir. Sayid Ahmad Khan, Pendiri Aligarh University (1817 – 1898) baru diakui sebagai teladan dan tokoh pahlawan setelah meninggal dunia.
  •           Sayid Jamaluddin Afghani (1839 – 1897) sekarang dikagumi dan dihormati, selalu didengungkan namanya oleh para ulama dan dai. Dulu hidupnya terusir, dicela ditolak dan dimusuhi.

Kalau Ahmadiyah ditolak atau dimusuhi dan dikafirkan


Pengalaman membuktikan bahwa itu dilakukan secara a-priori. Belum tau apa-apa tentang Ahmadiyah, baru mendengar dari mulut orang lain, mendengar  “Katanya” atau membaca tulisan anti Ahmadiyah, katanya sholat Ahmadiyah berbeda atau katanya syahadat Ahmadiyah juga berbeda maka langsung ikut-ikutan membenci. Ini tidak fair, mestinya periksa dulu, cek langsung kepada Ahmadiyah sendiri baru berbicara menurut fakta yang dapat dipertanggungjawabkan.

Menurut Al-Qur’an penolakan dan permusuhan terhadap kebenaran itu adalah sebagai bukti atas kebenaran itu sendiri. Sekiranya tidak ada permusuhan justru akan menjadi meragukan, apakah Ahmadiyah itu benar Jama’ah yang dibangkitkan oleh Allah Swt. ? Ini ditandaskan oleh Al-Qur’an dalam surah 36, (Yaasiin) ayat 30, Allah mengatakan dalam ayat itu “Sungguh sangat disayangkan, hamba-hamba itu bila didatangi oleh seorang rasul dia diperolok”. Jadi dengan ketegasan menjadi jelas bahwa nabi yang benar pasti akan mengalami nasib seperti itu. Tidak seorang nabi pun yang datang dan langsung diterima baik dan mulus oleh manusia. Semuanya dilawan, dimusuhi, ditolak. Padahal mereka menyerukan yang baik-baik dan supaya beriman kepada Allah dan mengamalkan ajarannya. Karena Ahmadiyah itu benar dia ditolak, dilawan dan dimusuhi.

Tentang sesat, menyesatkan, itu kata orang. Tapi dalam arti apa ? Kapan dan dimana Ahmadiyah menyesatkan? Yang dikatakan “menyesatkan” itu apa ? Ahmadiyah dalam sejarahnya tidak pernah merugikan orang, sesama manusia bahkan sebaliknya Ahmadiyah membela dan mempropagandakan Islam diseluruh dunia. Ahmadiyah dapat dilihat dari perbuatannya, peraturannya, apa yang dilakukan, keluar maupun kedalam, semuanya perbuatan terpuji, tuduhan itu tidak punya dasar dalam sejarah. Ahmadiyah selama hampir tiga perempat abad di Indonesia menjadi saksi. Ahmadiyah hidup terbuka, tunduk kepada peraturan dan diberi status Badan Hukum oleh Pemerintah R.I.  mereka yang menuduh itu tidak pernah menunjukkan bukti, selain tuduhan kosong belaka.

Sekiranya Ahmadiyah itu sesat, kafir dan sebagainya itu kan hak Tuhan yang menentukannya. 

Manusia tidak punya hak menentukan siapa yang muslim dan siapa yang bukan. Apalagi sudah menjadi garis jelas dalam Rukun Islam dan Rukun Iman. Yang harus dilihat ialah, apakah Ahmadiyah menyakini, menerima, mengamalkan dan mempraktekan ajaran Islam yang telah digariskan ? kalau orang Ahmadiyah shalat, puasa, naik haji, bayar zakat, mengucapkan kalimat syahadat sampai puluhan kali setiap harinya, apa dasarnya dia dikatakan non muslim ? Manusia biasa tidak pantas seolah-olah dapat mandate dari Tuhan  untuk menentukan, mana yang muslim dan mana yang kafir. Apalagi mengkafirkan orang yang jelas-jelas mengajarkan dan mengamalkan ajaran Islam itu.

Ahmadiyah adalah jama’ah yang sangat terbuka. Semestinya jika tidak percaya, mintalah pertanggungjawaban dari Ahmadiyah, tentang akidahnya. Silahkan dibantah kalau dipandang tidak benar, daripada melempar batu sembunyi tangan. Mereka yang menuduh sesat dan menyesatkan tidak pernah mau berhadapan dengan Ahmadiyah. Kalau masalah agama atau kepercayaan dalam ajaran Islam “Tidak ada paksaan”, masalah iman itu masalah hati. Ahmadiyah tidak pernah memaksa orang untuk menjadi anggotanya. Diterima syukur ditolak juga tidak apa-apa. Tapi kalau dituduh non muslim itu jelas masalah dan harus dibuktikan menurut Al-Qur’an dan Hadits.

AHMADIYAH


Ahmadiyah

Apakah Ahmadiyah ?


Ahmadiyah adalah organisasi Islam international yang berdiri pada tahun 1889, Ahmadiyah telah berdiri di 200 negara diseluruh dunia dan telah tersebar di 5 benua.

Ahmadiyah mempercayai bahwa Imam Mahdi atau Isa Almasih yang dijanjikan telah datang dalam wujud Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad(as) (1835-1908) dari Qadian. Ahmadiyah mempercayai bahwa Allah SWT telah mengirim Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad(as), seperti Isa Almasih (as), untuk mengakhiri perang, pertumpahan darah, memperbaiki moral, keadilan dan perdamaian.

Ahmadiyah merupakan organisasi islam yang menolak segala bentuk terorisme. Satu abad yang lalu, Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad (as) dengan tegas menyatakan bahwa sebuah agresi/penyerangan “Jihad dengan pedang” tidak akan mendapatkan tempat didalam Islam. Dengan kata lain, Beliau (as) mengajar kepada seluruh pengikutnya untuk menghindari pertumpahan darah, dan untuk mempertahankan Islam secara intelektual yaitu “Jihad dengan pena”. Diakhir hidup beliau(as) telah menulis 80 buku dan 10.000 surat, menyampaikan ratusan ceramah dan memenangi banyak debat publik. Sebagai bagian dari upaya untuk menghidupkan kembali Islam, Ahmadiyah terus menyebarkan ajaran Ahmad(as) dan menahan diri dalam menghadapi perlawanan keras dari bagian dunia muslim.

Ahmadiyah

Lebih dari satu abad yang lalu, Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad(as) mengajarkan kepada pengikutnya untuk melindungi kesucian agama maupun pemerintah dengan menjadi manusia yang benar juga menjadi warga Negara yang setia. Beliau(as) memperingatkan terhadap interpretasi pernyataan yang salah tentang Al-Quran dan penerapan yang salah mengenai hukum Islam. Dia terus-menerus menyuarakan keprihatinannya untuk melindungi hak-hak makhluk Tuhan. Sampai saat ini, terus menjadi pembela hak asasi manusia universal dan perlindungan bagi agama dan minoritas lainnya. Keberhasilannya dalam pemberdayaan dan pendidikan perempuan. Anggotanya adalah kalangan umat Islam yang paling taat hukum, berpendidikan, dan ada di seluruh dunia.

Komunitas Muslim Ahmadiyah

Komunitas Muslim Ahmadiyah adalah organisasi Islam terkemuka yang dipimpin oleh satu orang pemimpin spiritual (Khalifah). Lebih dari satu abad yang lalu , Ahmad ( as) mengingatkan pengikutnya tentang janji Allah Taala untuk menjaga pesan Islam melalui khilafat. Diyakini bahwa hanya para penerus beliau yaitu Khalifah yang dapat menjunjung tinggi nilai-nilai Islam yang sebenarnya dan menyatukan seluruh manusia. Lima Khalifah telah menyukseskan Hadhrat Ahmad ( as) sejak wafatnya beliau(as) pada tahun 1908. dan Khalifah kelima saat ini, Mirza Masroor Ahmad. Di bawah kepemimpinannya, Komunitas Muslim Ahmadiyah kini membangun lebih dari 15.000 masjid , lebih dari 500 sekolah , dan lebih dari 30 rumah sakit . Ahmadiyah telah menerjemahkan Alquran ke dalam lebih dari 70 bahasa . Menyebarkan ajaran Islam yang sebenarnya dan menyampaikan pesan perdamaian dan toleransi dua puluh empat jam melalui saluran satelit ( MTA ) , internet ( alislam.org ) dan media cetak ( Islam International Publications ) . Ahmadiyah telah berada di garis depan bantuan bencana di seluruh dunia melalui sebuah organisasi amal independen , Humanity First .