Sistem Pengorbanan Di Masa Rasulullah SAW dan Di Masa Pendiri Ahmadiyah Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad as
Sangat disayangkan tujuan Islam telah dipandang
rendah oleh orang-orang non-muslim dan juga oleh orang muslim sendiri. Hari ini
keturunan spiritual dari Nabi Muhammad saw mengatakan untuk selalu menyembah
Allah swt dan mengingatnya. Satu perintah dasar adalah menyangkut hak-hak asasi
manusia yang telah diabaikan dan itu adalah “sampaikan kepada orang-orang apa
yang telah diungkapkan kepadamu dari tuhanmu” (Al Ma’idah 5:68) Hal ini semata-mata berkat rahmat Allah
swt bahwa muslim jemaat Ahmadiyah bebas dari kritik tersebut, yang paling taat
kepada Nabi Muhammad saw.
Hadhrat Mirza Ghulam ahmad as, Imam
mahdi yang dijanjikan membuktikan kebangkitan islam setelah 122 tahun dan masih
terus tumbuh dan menyebar sampai saat ini. Salah satu faktor berdirinya adalah
masih hidupnya upaya besar untuk menempatkan penyampaian pesan yang benar dan
final dari Allah swt kepada seluruh umat manusia sesuai dengan ayat yang
disebutkan diatas. Selama era awal pada zaman era terutama melihat pada era
Nabi Muhammad saw dan khulafaur Rashidin, kami melihat bahwa Islam telah
menyebar jauh dan luas diseluruh timur tengah dan beberapa bagian di afrika.
Janji tersebut dibuat pada ayat berikut ini dan belum terpenuhi :
“Dialah yang mengutus Rasul-nya, dengan bimbingan dan agama yang benar agar dimenangkannya terhadap agama lainnya” (Al Fath 48:29)
Disini dikatakan bahwa islam adalah
untuk menaklukan hati manusia melalui indah ajarannya dan memadamkan doktrin
palsu lainnya diseluruh dunia. Ini tugas dari penyelesaian menyebarkan
bimbingan secara khusus ditujukan pada masa Imam Mahdi [as] yang dijanjikan.
Kita ahmadi muslim harus sepenuhnya menyadari besarnya kapasitas dari pekerjaan
masing-masing misionaris dan setiap ahmadi bekerja terus dalam menyebarkan
ajaran islam yang benar, kami sepenuhnya menyadari semua dukungan keuangan yang
berjalan menuju tujuan ini dan tidak memerlukan penjelasan secara rinci. Kami
bekerja membangun masjid, rumah misi, rumah tamu, sekolah, rumah sakit dan
kantor dimana tugas menyebarkan pesan menjadi upaya yang terorganisir. Selama
masa Nabi Muhammad saw kami mengetahui bahwa banyak kegiatan yang dilakukan
oleh Nabi Muhammad saw dalam kontribusi mengumpulkan dana keuangan selain dari
kewajiban dalam membayar zakat.
Contoh pertama yang datang kedalam
pikiran adalah ketika Nabi Muhammad saw mengumpulkan dana untuk keperluan
peperangan, ketika kita membuka kembali halaman sejarah bahwa sebelum perang
tabook hanya ada sedikit harta yang tersisa di Baitul Maal. Nabi mengumumkan
bahwa mereka memiliki bantuan materi yang sangat sedikit untuk peperangan ini
dan membutuhkan segala macam kontribusi yang diperlukan. Apa reaksi orang-orang
yang percaya pada waktu itu? Apakah mereka menutup telinga mereka ?Tidak,
mereka memberi semua yang mereka lihat dihadapan mereka. Ada satu contoh dari
sahabat Rasulullah saw, Hadhrat Abu Aqeel ra ketika dia mendengar pengumuman
ini dia langsung mencari dan mengambil pekerjaan untuk mengairi ladang dan
sebagai balasannya beliau menerima beberapa kurma. Ketika ia menerima
penghasilannya beliau meninggalkan beberapa kurma dirumah sebagai ketentuan
untuk istri dan anaknya agar mereka menunggu sampai ia kembali dari peperangan
dan menawarkan sisanya dijalan Allah swt. Muslim akan mencari rumah mereka
untuk apapun yang mereka bisa tawarkan demi perjalanan ini, ketika sahabat
secara rendah hati menawarkan kontribusi mereka
lalu orang-orang munafik mengejek dan berkata “Apakah ini kekayaan yang
mereka harapkan untuk menyaingi Caesar ?”
mengenai orang seperti itu Allah swt
menurunkan ayat berikut ini :
“(Orang-orang munafik itu) yaitu orang-orang yang mencela orang-orang mukmin yang memberi sedekah dengan sukarela dan (mencela) orang-orang yang tidak memperoleh (untuk disedekahkan) selain sekedar kesanggupannya, maka orang-orang munafik itu menghina mereka. Allah akan membalas penghinaan mereka itu, dan untuk mereka azab yang pedih” (At Taubah 9:79)
Bahkan ketika itu orang-orang muslim
diejek dan ditertawakan karena pengorbanan mereka, orang-orang dari ratusan mil
jauhnya langsung menanggapi panggilan ini. Sebuah kelompok dari yaman datang untuk
melayani Islam namun mereka memiliki sarana yang sangat sedikit untuk
perjalanan. Mereka mengatakan kepada Nabi Muhammad saw masalah mereka dan
rasulullah saw menjawab bahwa ia juga memiliki sangat sedikit yang bisa
diberikan kepada mereka, mendengar respon ini mereka mengatasinya dengan
keinginan besar mereka untuk ikut serta dalam perjalanan ini. Suatu pujian
untuk orang-orang yang menakjubkan. Allah yang maha kuasa menjelaskan dalam Al
Qur’an
“Dan tiada (pula) berdosa atas orang-orang yang apabila mereka datang kepadamu, supaya kamu memberi mereka kendaraan, lalu kamu berkata: "Aku tidak memperoleh kendaraan untuk membawamu." lalu mereka kembali, sedang mata mereka bercucuran air mata karena kesedihan, lantaran mereka tidak memperoleh apa yang akan mereka nafkahkan” (At Taubah 9:92)
Dari peperangan ini, Hadhrat Umar ra
berfikir sebagai suatu kesempatan besar untuk mendahului Hadhrat Abu Bakar ra untuk
suatu tindakan yang benar dan karenanya ia membawa sebagian besar hartanya
untuk diberikan kepada Rasulullah saw, setelah ditanyakan apakah ia meninggalkan
apapun untuk rumahnya? dia menjawab
setengah dari kekayaannya. Ketika hadhrat Abu Bakar ra tiba ia membawa seluruh
kekayaannya kepada Nabi Muhammad saw dan ketika ditanya apakah ia meninggalkan
apapun untuk rumah tangganya , ia mengatakan bahwa ia telah meninggalkan untuk
mereka Allah dan Nabinya (Sunan At Tirmidhi Kitaabul Munaaqib).
Ini harus selalu diingat bahwa seiring
berjalannya waktu metode yang digunakan untuk mengadaptasikan islam ke zaman
modern akan selalu berbeda, meskipun tujuannya selalu sama. Hari ini kita tidak
mempertahankan diri dengan pedang. Ini adalah fakta yang harus difahami dan
meskipun tujuan islam belum pindah satu inch pun dari apa yang 1400 tahun
syaratkan jauh berbeda saat ini, maka yang berbeda berarti harus disesuaikan.
Kami menggunakan biaya sendiri untuk yang lebih luas dalam berbagai alasan.Dari
membangun masjid (untuk kepentingan menyembah Allah dari seluruh dunia) untuk
mempertahankan kekuatan misionaris kami, kontribusi keuangan merupakan faktor
penting untuk menjaga semangat hidup dari Islam.
Pada masa Nabi Muhammad saw kami
menemukan bahwa ada lebih dari 30 masjid yang digunakan dengan imam dan muazin
yang ditunjuk untuk tujuan memimpin shalat berjamaah, para imam juga akan
mengurus kesehatan rohani umat islam sepanjang waktu di masing-masing daerah
yang dialokasikan. Pada masa hadhrat Umar ra sekitar 4000 masjid telah didirikan,
terlebih lagi bahwa di hampir setiap masjid ditunjuk imam dan muazin yang
semuanya sekarang menerima penghasilan, adalah mustahil untuk mempertimbangkan
dalam satu detik bahwa ini semua dilakukan tanpa kontribusi keuangan. Selain
dari zaman Hadhrat Umar ra setiap prajurit muslim apakah aktif atau tidak akan
menerima pendapatan dan keluarga mereka juga akan menerima tunjangan seperti
Waqfeen-e-Zindag (mengabdikan hidup) dihari ini zaman untuk siapa yang telah
mengorbankan hidup mereka demi Islam Ahmadiyah dan menyebarkannya. Ada banyak
contoh dimana Nabi memanggil untuk mengumpulkan dana dan itu dilakukan. Tidak
ada seorang dari umat yang beriman mengeluh, “Mengapa kita menjadi terdorong
untuk memberikan apa yang sudah kita miliki ?” atau “Apa gunanya kita bergabung
jika kita menjadi bangkrut?” ini adalah semua masalah yang membuat tidak ada
perbedaan bagi mereka. Mereka menyadari bahwa mereka telah melakukan bai’at
pada kondisi tertentu. Bagaimanapun meninggalkan kondisi ini selain mereka
menyadari arti harfiah dari bai’at – untuk menyerahkan diri sendiri – dan
mereka menyerahkan diri mereka serta barang-barang mereka untuk islam! sebagai
sahabat Nabi Muhammad tidak begitu artikel kekayaannya, sama sederhana dan
sahabat tidak begitu kaya seperti masa hambanya, Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad as.
Dalam kondisi miskin pengorbanan harta
mereka menjadi saksi berapa banyak cinta mereka dengan pemimpin tercinta mereka
dan juga salah satu tujuan akhir mereka. Apakah mereka mempertimbangkan
pengorbanan ini menjadi sia-sia maka mereka pasti akan dijauhi hanya karena
tidak ada tekanan pada mereka untuk tidak melakukannya. Bahkan dari perspektif
duniawi ada lebih banyak tekanan pada mereka untuk meninggalkan Islam (dalam
hal ini Ahmadiyah).Mereka sepenuh hati menawarkan semua yang mereka punya dan
pengorbanan mereka adalah benih yang mereka taburkan. Pada masa Masih Mau’ud as
skema tersebut terjadi beberapa kali dan diumumkan secara tiba-tiba dan sahabat
akan merespon dengan cepat, misalnya kita melihat skema pembangunan Minaratul
Masih, perluasan masjid dan lain-lain. Para sahabat tidak pernah mengeluh dan
mereka juga tidak mempertanyakan apakah ada hubungannya dengan penyebaran
islam. Ada sesuatu yang sangat menyentuh dari sahabat Masih Mau’ud as. Hadhrat
Arore Khan Sahib ra adalah ahmadi yang sangat taat dan hamba dari Masih yang
dijanjikan [as], dia sangat terbiasa dalam pembayaran keuangan yang ditentukan
untuk para ahmadi dan akan mengupayakan sebanyak mungkin ada dihadapan Masih
Mau’ud as, beberapa sahabat pada waktu itu menawarkan koin emas untuk Masih
Mau’ud as dan hal ini adalah sesuatu yang ia selalu inginkan dapat dilakukan
dia mulai mengumpulkan koin emas dan pada akhirnya setelah ia merasa sudah
cukup untuk di serahkan, Masih Mau’ud as telah meniggal dunia. Suatu hari
setelah wafat Huzur as ia mengambil koin ini kemudian mendatangi rumah Huzur
as. Dia mengetuk pintu dan Hadhrat Amma Jan ra (istri Masih Mau’ud as ) membuka
pintu, setelah mengucapkan salam Hadhrat Mushi Sahib ra mulai menangis deras
dan tidak berhenti, dia menanggis terus menerus sehingga Hadhrat Amma Jan ra bertanya
mengapa ia menangis. Dia mengatakan bahwa selama hidupnya dia memiliki
keinginan untuk menawarkan koin emas untuk Hadhrat Masih Mau’ud as seperti
sahabat lainnya yang telah memberikan. Namun ia merasa tidak ada artinya untuk
melakukan dan sebagaimana ia menabung untuk tujuan ini dan Huzur as telah meninggal
dunia. Dia mengatakan bahwa karena Huzur as tidak ada lagi disini untuk menerima
pengorbanannya maka ia ingin menawarkan kepada Hadhrat Amma Jan ra. Begitulah
semangat dan cinta mereka untuk pemimpin mereka. Sungguh luar biasa bagaimana
kontribusi sahabat Masih Mau’ud as sama dan pararel dengan para sahabat
rasulullah saw. Semoga Allah swt memungkinkan kita semua untuk mengikuti jejak
luar biasa atas kepatuhan dan ketaatannya.Amin.
Seperti yang saya jelaskan diawal
artikel ini bahwa ada beberapa muslim yang memandang rendah tugas yang
diberikan kepada Islam yaitu penyampaian pesan Allah swt untuk semua umat
manusia. Pertama-tama logika tidak menerima bagaimana misi ini bisa terjadi
tanpa dana keuangan yang dikeluarkan oleh umat Islam sendiri. Kedua hal ini
terbukti dari masa Rasulullah saw dan benar atas bimbingan khalifah bahwa dana
keuangan diperoleh demi kehendak pesan Allah swt bagi yang mendengarkan. Hari
ini kita memiliki segelintir orang dengan cap Ahmadiyah didalam Islam yang taat
semata-mata karena kita mewajibkan untuk memberikan pengorbanan keuangan. Namun
mereka harus ingat ada perbedaan antara definisi “Wajib” dan yang “Dipaksa”.
Saya berbicara mewakili saya sendiri
dan mengatakan bahwa saya tidak pernah mengeluh pada sistem keuangan jemaat ini
dan saya berdoa untuk memberikan tenaga saya menyadari tujuan ini. Kami adalah
Khuddam dari yang tercinta Khalifatul Masih atba, mengikuti jejak dari Hadhrat
Munshi Arore Khan Sahib ra yang meskipun kami memliki sedikit dari jumlah harta
kekayaan namun kami tidak pernah mengeluh mengenai pendapatan dan memberi semua
yang bisa diberikan semua karena cinta dan ketulusan dalam hati kami untuk
tujuannya. Jika Hadhrat Munshi Sahib ra dapat menawarkan semua dijalan Allah
swt maka adalah masuk akal untuk mendengar keluhan dari orang-orang yang
tinggal di barat dan mereka yang kecukupan dalam hidup, kami adalah khuddam
yang siap mengorbankan harta, waktu dan kehormatan kami untuk kepentingan
agama, nusa dan bangsa. Semoga Allah swt memungkinkan kita untuk memahami dari
perjanjian ini dan berilah kami kekuatan untuk memenuhinya dengan cara yang
terbaik. Amin.
0 komentar:
Posting Komentar
Thank you for your comments. Any comments irrelevant to the post and subject matter, containing abuses, and/or vulgar language will be deleted.