Orang Tak Sabar Ibarat Jasad Tanpa Kepala

Orang Tak Sabar Ibarat Jasad Tanpa Kepala

Perjalanan hidup manusia di dunia ini banyak diwarnai dengan serangkaian rasa suka. Apabila ia mendapat sesuatu yang tidak disukai dikatakan mendapat musibah dan biasanya ia menerimanya dengan rasa duka, sebaliknya apabila mendapatkan sesuatu yang ia sukai dikatakan mendapatkan nikmat dan biasanya ia menerima dengan rasa genbira. Bagi orang beriman, mendapatkan musibah maupun kenikmatan itu sama-sama sebagai ujian dan takdir dari Allah Ta’ala, karena itu harus dapat mensikapi dengan benar. Solusi terbaik dan bernilai ibadah dalam menghadapi musibah itu adalah bersabar dan bersyukur jika memperolah kenikmatan. Jadi, bagi orang beriman itu ada dua alternative sikap terpuji menurut pandangan Allah Ta’ala maupun manusia, yaitu mukmin yang sabar dan mukmin yang bersyukur.

Sabar menurut pengertian bahasa Indonesia terkadang mengandung makna tabah dalam menghadapi musibah, kesengsaraan atau kesusahan (2:178) terkadang mengandung arti tekun dalam berbuat kebaikan atau ibadah (19:66, 20:133) dan terkadang mengandung arti gigih dalam menuntut sesuatu yang baik (2:46). Pendek kata, sabar itu sikap yang dicintai Allah Ta’ala, karena itu para Nabi dikenal sebagai hamba-hambaNya yang paling mulia disisinya, sebab merekalah hamba Allah Ta’ala yang paling banyak mendapatkan musibah dan bersabar dalam menghadapinya. Oleh karena itu dengan sikap sabar semua masalah akan bisa teratasi dengan baik, karena orang penyabar itu disertai Allah Ta’ala (2:154), dicintainya (3:146), dikarunia shalawat dan rahmah-Nya (2:157), mendapatkan salam dari malaikat (13:25) dan salam dari Tuhannya (36:59). Berikut ini hadist-hadist Rasulullah Saw yang berkaitan dengan sabar : 

Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra.
“Ia Berkata :  Rasulullah Saw ditanya: Manusia manakah yang paling berat ujiannya? Beliau Saw bersabda: Para Nabi, kemudian Para saleh (Ibnu An-Najjar dan Kanjul-Umal, Juz III/8669).”
Diriwayatkan dari Umar ra, ia berkata : Sabar itu ada dua macam, yaitu : sabar yang bagus ketika menghadapi musibah dan sabar yang lebih bagus ketika menghadapi larangan-larangan Allah (Ibnu Abi Khatim dan Kanzul-Umal, Juz III/8653).

Diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib ra, ia berkata : Kamu wajib berpegang pada lima perkara, seandainya kamu meninggalkan binatang tunggangan di dalamnya, pasti kamu menjadikannya using sebelum kamu mendapatkan yang seperti itu, yaitu : seorang hamba tidak mengharap kecuali Tuhannya, janganlah sekali-kali ia takut kecuali kepada dosanya, orang yang tidak tahu tidakmau belajar, orang alim yang tidak malu mengucapkan : “Allah yang paling tahu” jika ditanya tentang apa yang ia tidak tahu dan ketahuilah bahwa posisi sabar pada keimanan itu bagaikan posisi kepala pada jasad, maka apabila kepala itu hilang maka hilanglah jasad itu dan apabila sabar itu hilang maka hilanglah iman itu (Waqi’ dalam Al-Gharar, Ad-Dainuri, Abu Nu’aim dalam Al-Khilayah, Nashr dalam Al-Hujjah, Ibnu Abdil-Bar dalam Al- Ilmu, Al-Baihaqi dalam Syi’abillman Ibnu Asakir dan Kanzul-Umal, Juz XVI/44309).

Hadist Rasulullah Saw dan Atsar sahabat diatas memberikan pelajaran bahwa ada lima sikap yang harus dimiliki seseorang  yang ingin selamat hidupnya di Dunia dan di Akhirat nanti, yaitu :

1.  Hendaknya seseorang senantiasa mengharapkan perkenaan Allah Ta’ala dalam setiap ibadah maupun amal kebaikannya. Jangan sampai  berbuat syirik dan riya. Guna memlihara sikap demikian ia sering berdoa sbb:

hadist Rasulullah tentang syirik

Wahai Allah, sesungguhnya aku mohon perlindungan kepada-Mu dari berbuat syirik kepada-Mu, dan aku mohon perlindungan dari dosa apa saja yang aku tidak mengetahuinya (Ibnu Rahawih, Abu Ya’la dalam sanadnya dan Kanzul-Umal, Juz III/8847).

2.  Hendaknya seseorang tidak takut kepada siapapun dan apapun kecuali dosanya, sebab orang berdosa itu dibalas dengan neraka Jahannam yang membuat dirinya tidak mati dan tidak hidup. 

Allah Ta’ala berfirman :


orang berdosa akan memperoleh neraka jahannam
Sesungguhnya siapa saja yang menghadap Tuhannya sebagai orang dosa, ia akan memperoleh Neraka Jahannam, Disana ia tidak mati dan tidak hidup (Tha ha, 20:75)
3.  Hendaknya ia tidak malu belajar, jika ia tidak mengetahuinya.

4.  Apabila ia tergolong Ulama jangan merasa malu mengatakan Allahu a’lam (Allah yang paling tahu), jika ia tidak dapat menjawab pertanyaan.

5.  Hendaknya ia senantiasa bersabar dalam menerima musibah atau dalam menjaga diri dari dosa, yaitu setiap yang dilarang Allah Ta’ala dan Rasul-Nya Saw.


Oleh : Abd. Rozaq

Masukan alamat Email kamu disini untuk mendapatkan artikel terbaru..!

0 komentar:

Posting Komentar

Thank you for your comments. Any comments irrelevant to the post and subject matter, containing abuses, and/or vulgar language will be deleted.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...