MENGAPA AHMADIYAH DITOLAK DAN DIKAFIRKAN ?

MENGAPA AHMADIYAH DITOLAK DAN DIKAFIRKAN

Mengapa Ahmadiyah itu dimana-mana ditolak, dimusuhi dan dituduh non Islam oleh Ulama? Dicap kafir, sesat dan menyesatkan ?


Sudah menjadi “Hukum Alam”, menjadi tabi’at manusia, sesuatu yang sifatnya gerakan pembaharuan atau sesuatu yang tampak sedikit saja berbeda dari apa yang ada, langsung menimbulkan reaksi tajam menimbulkan perlawanan dan permusuhan. Contoh yang mudah: Gerakan Muhammadiyah  yang didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan 1912 bukan disambut oleh masyarakat tetapi pada mulanya juga ditolak. Para pemuka kaum muslimin tingkat dunia yang sekarang dihormati, diterima, bahkan menjadi tauladan dan panutan, dahulunya pada masa permulaannya mereka ditolak, ditentang, dilawan, dimusuhi. Mereka antara lain :
  •           Syekh Muhammad bin Abdul Wahhab, seorang pembaharu bangkit di Saudi Arabia (1703 – 1787), dilawan habis-habisan. Sekarang keturunannya dianggap bangsawan dan mendapatkan kedudukan terhormat dan khusus di Saudi Arabia. Ajarannya sekarang malah dihidupkan disana.
  •           Sayid Waliyullah Shah di India (1703 – 1762) juga demikian
  •           Sir. Sayid Ahmad Khan, Pendiri Aligarh University (1817 – 1898) baru diakui sebagai teladan dan tokoh pahlawan setelah meninggal dunia.
  •           Sayid Jamaluddin Afghani (1839 – 1897) sekarang dikagumi dan dihormati, selalu didengungkan namanya oleh para ulama dan dai. Dulu hidupnya terusir, dicela ditolak dan dimusuhi.

Kalau Ahmadiyah ditolak atau dimusuhi dan dikafirkan


Pengalaman membuktikan bahwa itu dilakukan secara a-priori. Belum tau apa-apa tentang Ahmadiyah, baru mendengar dari mulut orang lain, mendengar  “Katanya” atau membaca tulisan anti Ahmadiyah, katanya sholat Ahmadiyah berbeda atau katanya syahadat Ahmadiyah juga berbeda maka langsung ikut-ikutan membenci. Ini tidak fair, mestinya periksa dulu, cek langsung kepada Ahmadiyah sendiri baru berbicara menurut fakta yang dapat dipertanggungjawabkan.

Menurut Al-Qur’an penolakan dan permusuhan terhadap kebenaran itu adalah sebagai bukti atas kebenaran itu sendiri. Sekiranya tidak ada permusuhan justru akan menjadi meragukan, apakah Ahmadiyah itu benar Jama’ah yang dibangkitkan oleh Allah Swt. ? Ini ditandaskan oleh Al-Qur’an dalam surah 36, (Yaasiin) ayat 30, Allah mengatakan dalam ayat itu “Sungguh sangat disayangkan, hamba-hamba itu bila didatangi oleh seorang rasul dia diperolok”. Jadi dengan ketegasan menjadi jelas bahwa nabi yang benar pasti akan mengalami nasib seperti itu. Tidak seorang nabi pun yang datang dan langsung diterima baik dan mulus oleh manusia. Semuanya dilawan, dimusuhi, ditolak. Padahal mereka menyerukan yang baik-baik dan supaya beriman kepada Allah dan mengamalkan ajarannya. Karena Ahmadiyah itu benar dia ditolak, dilawan dan dimusuhi.

Tentang sesat, menyesatkan, itu kata orang. Tapi dalam arti apa ? Kapan dan dimana Ahmadiyah menyesatkan? Yang dikatakan “menyesatkan” itu apa ? Ahmadiyah dalam sejarahnya tidak pernah merugikan orang, sesama manusia bahkan sebaliknya Ahmadiyah membela dan mempropagandakan Islam diseluruh dunia. Ahmadiyah dapat dilihat dari perbuatannya, peraturannya, apa yang dilakukan, keluar maupun kedalam, semuanya perbuatan terpuji, tuduhan itu tidak punya dasar dalam sejarah. Ahmadiyah selama hampir tiga perempat abad di Indonesia menjadi saksi. Ahmadiyah hidup terbuka, tunduk kepada peraturan dan diberi status Badan Hukum oleh Pemerintah R.I.  mereka yang menuduh itu tidak pernah menunjukkan bukti, selain tuduhan kosong belaka.

Sekiranya Ahmadiyah itu sesat, kafir dan sebagainya itu kan hak Tuhan yang menentukannya. 

Manusia tidak punya hak menentukan siapa yang muslim dan siapa yang bukan. Apalagi sudah menjadi garis jelas dalam Rukun Islam dan Rukun Iman. Yang harus dilihat ialah, apakah Ahmadiyah menyakini, menerima, mengamalkan dan mempraktekan ajaran Islam yang telah digariskan ? kalau orang Ahmadiyah shalat, puasa, naik haji, bayar zakat, mengucapkan kalimat syahadat sampai puluhan kali setiap harinya, apa dasarnya dia dikatakan non muslim ? Manusia biasa tidak pantas seolah-olah dapat mandate dari Tuhan  untuk menentukan, mana yang muslim dan mana yang kafir. Apalagi mengkafirkan orang yang jelas-jelas mengajarkan dan mengamalkan ajaran Islam itu.

Ahmadiyah adalah jama’ah yang sangat terbuka. Semestinya jika tidak percaya, mintalah pertanggungjawaban dari Ahmadiyah, tentang akidahnya. Silahkan dibantah kalau dipandang tidak benar, daripada melempar batu sembunyi tangan. Mereka yang menuduh sesat dan menyesatkan tidak pernah mau berhadapan dengan Ahmadiyah. Kalau masalah agama atau kepercayaan dalam ajaran Islam “Tidak ada paksaan”, masalah iman itu masalah hati. Ahmadiyah tidak pernah memaksa orang untuk menjadi anggotanya. Diterima syukur ditolak juga tidak apa-apa. Tapi kalau dituduh non muslim itu jelas masalah dan harus dibuktikan menurut Al-Qur’an dan Hadits.

Masukan alamat Email kamu disini untuk mendapatkan artikel terbaru..!

1 komentar:

Thank you for your comments. Any comments irrelevant to the post and subject matter, containing abuses, and/or vulgar language will be deleted.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...