Bingung Mengenai Khataman Nabiyeen ?

Anda Bingung Mengenai Khataman Nabiyeen ?




Translate dalam bahasa Indonesia :

Non-Ahmadi muslim menuduh Ahmadi Muslim tidak mempercayai arti sebenarnya dari Khataman Nabiyeen

Namun non-ahmadi muslim juga mempercayai bahwa akan ada Nabi yang datang sesudah Nabi suci tercinta kita Nabi Muhammad SAW.

Bingung Mengenai Khataman Nabiyeen ?


Anda Percaya Bahwa Nabi Suci Muhammad SAW adalah Khataman Nabiyeen

Ahmadiyah : Saya Percaya Bahwa Nabi Muhammad SAW adalah Khataman Nabiyeen

Anda Percaya Bahwa Tidak Ada Nabi Yang Datang Sesudah Nabi Muhammad SAW kecuali Nabi Isa as.

Ahmadiyah : Saya Percaya Tidak Ada Nabi Yang Datang Setelahnya Kecuali Nabi Isa as

Lalu Dimana Perbedaannya ?

Anda Percaya Bahwa Nabi Isa as Belum Datang

Ahmadiyah : Kami Percaya Bahwa Nabi Isa as Sudah Datang

Anda Berkata Bahwa Allah SWT Menyelamatkan Nabi Isa as Untuk menyelamatkan dunia

Ahmadiyah : Saya berkata apabila Allah SWT ingin menyelamatkan semua orang, Maka Allah SWT akan menyelamatkan Nabi Muhammad SAW

Anda Percaya Bahwa Nabi Isa as Akan Menyelamatkan Umat Nabi Muhammad SAW

Ahmadiyah : Saya Percaya Bahwa Nabi Muhammad SAW akan Menyelamatkan Umat dari Nabi Muhammad SAW

Saya Akan Bertanya Kepada Anda ?

Ahmadiyah : Siapa yang akan menjadi Nabi Isa as Untuk Menyelamatkan Umat Manusia ?

Seorang Hamba dari Nabi Musa as ?

nabi isa
Isa Almasih


Atau

Seorang Hamba dari Nabi Muhammad SAW ?

hazrat mirza ghulam ahmad
Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad


Apakah Pemimpin Anda Mengatakan Kepada Anda Yang Sebenarnya ?


Dr. Abdus Salam: Pahlawan Yang Dilupakan Oleh Dunia Muslim


dr abdus salam pahlawan yang dilupakan oleh dunia muslim

Tidak hanya namanya telah dihapus dari buku-buku teks di Pakistan, tetapi juga, setelah kematiannya, pemerintah daerah diminta untuk menghapus kata “Muslim” dari batu nisan di makam yang menuliskan “muslim pertama peraih Nobel “.


Ketika kita merayakan ulang tahun ke-88 Dr. Abdus Salam hari ini, saya tidak bisa mencegah diri menitikkan air mata. Pria ini, yang seharusnya dianggap sebagai pahlawan tidak hanya untuk Pakistan tetapi seluruh Dunia Muslim, terus-menerus ditolak dan dilupakan oleh Pakistan dan dunia muslim.

Dr. Abdus Salam adalah fisikawan teoritis Muslim pertama dan warga Pakistan pertama yang meraih Nobel Fisika pada tahun 1979, atas kontribusinya dalam unifikasi elektrolemah. Dia juga menduduki jabatan sebagai penasihat ilmu pengetahuan Pemerintah Pakistan pada tahun 1960-1974 – posisi dimana ia memainkan peran penting dan berpengaruh dalam pembangunan infrastruktur ilmu pengetahuan di Pakistan. Dalam hal ini, ia mempromosikan tidak hanya pengembangan dan kontribusi dalam fisika teori dan pertikel, tetapi juga memaksimalkan riset sains di negaranya. Dia percaya pada ide “Atom untuk Perdamaian” dan berkontribusi dalam proyek bom atom Pakistan.

Namun pada tahun 1974, setelah Parlemen Pakistan meloloskan RUU yang menyatakan Muslim Ahmadi sebagai “non muslim”, segalanya berubah. Dr. Abdus Salam harus meninggalkan negaranya “dengan kesedihan luar biasa” ia pernah mengaku. Hingga saat ini, ia tetap sebagai salah satu orang paling berpengaruh di Pakistan karena kontribusinya pada pendidikan dan ilmu pengetahuan. Tapi bukannya membuatnya menjadi pahlawan nasional, bangsanya sendiri memilih untuk menolaknya.

Mimpi terbesar Doctor Abdus Salam adalah ingin mendirikan pusat penelitian internasional di Pakistan untuk siswa dari negara-negara dunia ketiga dalam rangka untuk mempromosikan pendidikan, ilmu pengetahuan dan penelitian di sana. Namun pemerintah Pakistan melecehkan dia dan tidak menunjukkan minat dalam proyeknya. Sebaliknya, ketika ia kembali ke Pakistan beberapa tahun setelah itu, mereka menunjuk dia sebagai guru olahraga. Karena situasi tidak menunjukkan perkembangan, dia memilih untuk mendirikan International Centre for Theoretical Physisics (ICTP) kemudian berubah menjadi Abdus Salam International Centre for Theoretical Physics di Trieste, Italia.
Dua tahun lalu, ketika dunia Fisika bertepuk tangan pada penemuan “partikel tuhan” mengingatkan kita atas jasa Dr. Abdus Salam, CNN melaporkan:

“Bayangkan sebuah dunia di mana pedagang kematian dihargai, sementara seorang yang ilmiah dan visioner tidak diakui dan dilupakan. Abdus Salam, satu-satunya pemenang Nobel dari Pakistan, Muslim pertama yang memenangkan hadiah Fisika yang telah membantu meletakkan dasar yang mengarah pada terobosan Higgs Boson. Namun di sekolah-sekolah Pakistan, namanya dihapus dari buku-buku teks … “
Tidak hanya namanya telah dihapus dari buku-buku teks di Pakistan, tetapi juga, setelah kematiannya, pemerintah daerah diminta untuk menghapus kata “Muslim” dari batu nisan di makam yang menuliskan “muslim pertama peraih Nobel “.

Pertanyaan yang muncul tetap sama: apakah pendidikan memiliki hubungan dengan iman seseorang? Mengapa seseorang belum dihargai atas kontribusinya dalam ilmu pengetahuan? Mengapa dia belum dihargai atas usahanya untuk memajukan pendidikan di negara-negara dunia ketiga?

Dr Abdus Salam adalah Pahlawan. Pahlawan nasional untuk Pakistan yang secara tidak adil menolaknya. Pahlawan di seluruh dunia untuk Dunia Muslim yang terus mengabaikannya. Seorang patriot sejati, yang bahkan setelah menerima beberapa tawaran untuk mengubah kewarganegaraannya memilih untuk memberikan Hadiah Nobel kepada negara dan orang-orang yang tidak mengakui dirinya.

Melupakan pahlawan ini tidak hanya kerugian bagi Pakistan, tetapi juga kerugian bagi seluruh Muslim Dunia

- See more at: http://warta-ahmadiyah.org/dr-abdus-salam-pahlawan-yang-dilupakan-oleh-dunia-muslim

Ahmadiyah Muslim Membuka Masjid "Noor" di Crawley Sussex

Ahmadiyah Muslim Membuka Masjid "Noor" Di Crawley Sussex


Jamaah Muslim Ahmadiyah telah membuka masjid di crawley sussex yang telah diresmikan oleh Hazrat Mirza Masroor Ahmad pada hari sabtu tanggal 18 Januari 2014. Video dapat dilihat di bawah ini :




Foto-foto keindahan Masjid Noor di Crawley Sussex :

Ahmadiyah masjid noor di sussex - 2Ahmadiyah masjid noor di sussex - 1




Ahmadiyah masjid noor di sussex - 3



Masjid yang indah ini terbuka untuk semua orang yang ingin datang dan berdoa, Pria maupun wanita memiliki akses yang sama untuk datang ke masjid ini. Masjid Noor memiliki kapasitas 250 orang termasuk laki-laki dan perempuan dan masjid ini dibangun seluruhnya dengan dana yang dihimpun oleh anggota lokal Jamaah Muslim Ahmadiyah.

Seorang Pemuda Ahmadiyah Ditembak Di Rawalpindi, Pakistan

Seorang Pemuda Ahmadiyah Ditembak Di Rawalpindi PakistanPersekusi terjadi lagi di Pakistan, Arsalan Sarwar adalah seorang Ahmadi muslim berusia 17 tahun, yang dilaporkan telah ditembak di daerah kota satelit Rawalpindi kemarin. Menurut Juru Bicara Sadr Anjuman Ahmadiyah Pakistan, Saleem - ud Din, keadaan di sekitar pembunuhan anak muda tersebut masih belum jelas.

Berdasarkan informasi yang diterima, Arsalan Sarwar ditembak pada saat ia sedang mendekorasi lampu hias untuk acara perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW. 

Pemerintah Pakistan telah melakukan pengabaian atas material yang diterbitkan secara rutin dan terbuka untuk memprovokasi dan menghasut masyarakat untuk membunuh Ahmadiyah, Banyakdari  kelompok hak asasi manusia yang mengecam hal ini.

"Pemerintah harus memahami tugasnya dan harus menghentikan penerbitan material kebencian terhadap Ahmadiyah," Tuntutan Saleem-ud Din dalam pernyataan masyarakat sebelumnya.

Baca selengkapnya di Warta Ahmadiyah

Pemimpin Muslim Ahmadiyah Akan Meresmikan Masjid Di Sussex

Pemimpin Muslim Ahmadiyah Akan Meresmikan Masjid Di SussexPemimpin muslim dari Komunitas Muslim Ahmadiyah, Yang Mulia, Hazrat Mirza Masroor Ahmad, pada hari sabtu 18 Januari akan meresmikan Masjid Muslim Ahmadiyah pertama di Wilayah Sussex - UK. Peresmian ini akan dihadiri oleh lebih dari 200 tamu yang mewakili semua agama besar serta perwakilan dari parlemen dan masyarakat sipil.

Orang-orang dari semua agama-non muslim akan disambut di masjid baru – yang diberi nama Masjid Noor.

Berbicara tentang peranan masjid, Hazrat Mirza Masroor Ahmad mengatakan :
"Masjid kami adalah simbol perdamaian dan tempat untuk berdoa. Ini adalah keyakinan kami bahwa melalui
doa dan pelayanan kepada kemanusiaan kita dapat memainkan peran positif dalam mempromosikan keharmonisan kepada dunia. Oleh karena itu Masjid harus menjadi sumber manfaat tidak hanya bagi umat Islam tetapi untuk semua orang."

Jamaah Muslim Ahmadiyah telah memimpin kebangkitan perdamaian Islam dimulai pada tahun 1889. Di UK didirikan pada tahun 1913, dan sepanjang abad yang lalu masyarakat telah bekerja tanpa lelah untuk mempromosikan nilai-nilai kesetiaan, kebebasan dan perdamaian. Telah memberikan jutaan untuk amal di Inggris dan pada tahun lalu saja ditanam 30.000 pohon untuk membantu melindungi lingkungan kita.

Pemimpin Muslim Ahmadiyah Akan Meresmikan Masjid Di Sussex 2
Masyarakat membangun masjid pertama di London pada tahun 1926, serta landmark Masjid Baitul Futuh di selatan London, yang merupakan terbesar di Eropa Barat.

Juru bicara Mr Ahsan Ahmedi, Presiden Regional dan masyarakat mengatakan :
"Kami berharap bahwa masjid akan menjadi pusat pembelajaran dan perdamaian di Sussex. Nama masjid adalah 'Noor' yang berarti 'Cahaya' dan kami akan bekerja keras untuk menerangi Crawley dan Sussex dengan kedamaian dan rasa hormat."

Mr Abdul Gafoor , Crawley Presiden mengatakan :
"Masjid ini terbuka untuk semua orang yang ingin datang dan berdoa, atau hanya datang untuk melihat masjid dan bertemu kami. Pria dan wanita memiliki akses yang sama ke masjid dan kami berharap untuk membuat bagian integral dari kehidupan masyarakat lokal kami."

Masjid Noor akan memiliki kapasitas 250 termasuk laki-laki dan perempuan dan memiliki menara baru dibangun oleh Jamaah Muslim Ahmadiyah yang sepenuhnya dibiayai sendiri dan masjid ini dibangun seluruhnya dengan dana yang dihimpun oleh anggota lokal.

Proses inagurasi akan dimulai pukul 18:00 pada tanggal 18 Januari. 


Bung Karno Dan Ahmadiyah

soekarno dan ahmadiyah
Sayyid Shah Muhammad berjabat tangan dengan
Presiden Soekarno di Istana Negara
Selaku seorang tokoh Bapak Bangsa Indonesia dan Tokoh Proklamator, Bung Karno menghargai semua unsur kekuatan bangsa. Beliau menghargai Ahmadiyah karena satu hal ketika bung Karno atas nama rakyat dan bangsa Indonesia memproklamirkan kemerdekaan, Imam Jemaat Ahmadiyah pada waktu itu, Hazrat Mirza Bashiruddin Mahmud Ahmad, membuat seruan ke seluruh dunia agar semua jemaah beliau mendoakan perjuangan bangsa Indonesia untuk meraih kemerdekaan, dan mengintruksikan kepada para mubaligh di Indonesia untuk aktif membantu perjuangan bangsa Indonesia. Beberapa diantaranya yang dengan sukarela menjadi penyiar RRI program bahasa Urdu menyebarluaskan berita mengenai perjuangan bangsa Indonesia.

DUBES RI MENGUNJUNGI PUSAT AHMADIYAH


Sikap Bung Karno yang berhati terbuka terhadap Ahmadiyah itu diketahui oleh Imam Jemaah Ahmadiyah waktu itu, Hazrat Mirza Bashiruddin Mahmud Ahmad. Ketika beliau mendengar bahwa Presiden Soekarnoa akan berkunjung ke Pakistan, beliau memerintahkan kepada Sayyid Shah Muhammad, yang ketika menjabat Amir/Rais-ut-Tabligh Jemaah Ahmadiyah Indonesia yang berkedudukan di Jakarta, supaya menyampaikan undangan kepada Presiden Soekarno agar sudi menyempatkan diri berkunjung ke Pusat Ahmadiyah di Rabwah.

Presiden Soekarno menerima baik undangan tersebut dan menyarankan agar Jemaah Ahmadiyah di Pusat (Pakistan) menghubungi Pemerintah Pakistan dan meminta supaya dalam acara kunjungan resmi Presiden Soekarno ke Pakistan dicantumkan kunjungan ke Rabwah.

Oleh karena kesulitan-kesulitan tehnis, Presiden Soekarno tidak mengunjungi Rabwah, namun mengintruksikan melalui Menlu pada waktu itu Dr. Subandrio Dubes RI di Pakistan, Dr. Rasyidi untuk mewakili beliau berkunjung ke Pusat Jemaah Ahmadiyah, Rabwah. Di Rabwah Dubes RI mendapat sambutan besar-besaran dan beliau tinggal disana selama tiga hari sebagai Tamu Agung Jemaah Ahmadiyah.

Di dalam bukunya berjudul "Dibawah Bendera Revolusi" pada halaman 346, Bung Karno mengungkapkan kesannya tentang Ahmadiyah sebagai berikut:

"Maka oleh karena itu, walaupun ada beberapa fasal dari Ahmadiyah tidak saya setujui dan malahan saya tolak... Tokh saya merasa wajib berterima kasih atas faedah-faedah dan penerangan-penerangan yang telah saya dapatkan dari mereka punya tulisan-tulisan rasional, modern, broad minded dan logis itu...."

Sistem Pengorbanan Di Masa Rasulullah SAW dan Di Masa Pendiri Ahmadiyah Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad as

sistem pengorbanan di masa rasulullah saw dan di masa masih mau'ud as

Sangat disayangkan tujuan Islam telah dipandang rendah oleh orang-orang non-muslim dan juga oleh orang muslim sendiri. Hari ini keturunan spiritual dari Nabi Muhammad saw mengatakan untuk selalu menyembah Allah swt dan mengingatnya. Satu perintah dasar adalah menyangkut hak-hak asasi manusia yang telah diabaikan dan itu adalah “sampaikan kepada orang-orang apa yang telah diungkapkan kepadamu dari tuhanmu” (Al Ma’idah  5:68) Hal ini semata-mata berkat rahmat Allah swt bahwa muslim jemaat Ahmadiyah bebas dari kritik tersebut, yang paling taat kepada Nabi Muhammad saw.

Hadhrat Mirza Ghulam ahmad as, Imam mahdi yang dijanjikan membuktikan kebangkitan islam setelah 122 tahun dan masih terus tumbuh dan menyebar sampai saat ini. Salah satu faktor berdirinya adalah masih hidupnya upaya besar untuk menempatkan penyampaian pesan yang benar dan final dari Allah swt kepada seluruh umat manusia sesuai dengan ayat yang disebutkan diatas. Selama era awal pada zaman era terutama melihat pada era Nabi Muhammad saw dan khulafaur Rashidin, kami melihat bahwa Islam telah menyebar jauh dan luas diseluruh timur tengah dan beberapa bagian di afrika. Janji tersebut dibuat pada ayat berikut ini dan belum terpenuhi :


“Dialah yang mengutus Rasul-nya, dengan bimbingan dan agama yang benar agar dimenangkannya terhadap agama lainnya” (Al Fath 48:29)


Disini dikatakan bahwa islam adalah untuk menaklukan hati manusia melalui indah ajarannya dan memadamkan doktrin palsu lainnya diseluruh dunia. Ini tugas dari penyelesaian menyebarkan bimbingan secara khusus ditujukan pada masa Imam Mahdi [as] yang dijanjikan. Kita ahmadi muslim harus sepenuhnya menyadari besarnya kapasitas dari pekerjaan masing-masing misionaris dan setiap ahmadi bekerja terus dalam menyebarkan ajaran islam yang benar, kami sepenuhnya menyadari semua dukungan keuangan yang berjalan menuju tujuan ini dan tidak memerlukan penjelasan secara rinci. Kami bekerja membangun masjid, rumah misi, rumah tamu, sekolah, rumah sakit dan kantor dimana tugas menyebarkan pesan menjadi upaya yang terorganisir. Selama masa Nabi Muhammad saw kami mengetahui bahwa banyak kegiatan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad saw dalam kontribusi mengumpulkan dana keuangan selain dari kewajiban dalam membayar zakat.

Contoh pertama yang datang kedalam pikiran adalah ketika Nabi Muhammad saw mengumpulkan dana untuk keperluan peperangan, ketika kita membuka kembali halaman sejarah bahwa sebelum perang tabook hanya ada sedikit harta yang tersisa di Baitul Maal. Nabi mengumumkan bahwa mereka memiliki bantuan materi yang sangat sedikit untuk peperangan ini dan membutuhkan segala macam kontribusi yang diperlukan. Apa reaksi orang-orang yang percaya pada waktu itu? Apakah mereka menutup telinga mereka ?Tidak, mereka memberi semua yang mereka lihat dihadapan mereka. Ada satu contoh dari sahabat Rasulullah saw, Hadhrat Abu Aqeel ra ketika dia mendengar pengumuman ini dia langsung mencari dan mengambil pekerjaan untuk mengairi ladang dan sebagai balasannya beliau menerima beberapa kurma. Ketika ia menerima penghasilannya beliau meninggalkan beberapa kurma dirumah sebagai ketentuan untuk istri dan anaknya agar mereka menunggu sampai ia kembali dari peperangan dan menawarkan sisanya dijalan Allah swt. Muslim akan mencari rumah mereka untuk apapun yang mereka bisa tawarkan demi perjalanan ini, ketika sahabat secara rendah hati menawarkan kontribusi mereka  lalu orang-orang munafik mengejek dan berkata “Apakah ini kekayaan yang mereka harapkan untuk menyaingi Caesar ?”
mengenai orang seperti itu Allah swt menurunkan ayat berikut ini :


“(Orang-orang munafik itu) yaitu orang-orang yang mencela orang-orang mukmin yang memberi sedekah dengan sukarela dan (mencela) orang-orang yang tidak memperoleh (untuk disedekahkan) selain sekedar kesanggupannya, maka orang-orang munafik itu menghina mereka. Allah akan membalas penghinaan mereka itu, dan untuk mereka azab yang pedih” (At Taubah 9:79)


Bahkan ketika itu orang-orang muslim diejek dan ditertawakan karena pengorbanan mereka, orang-orang dari ratusan mil jauhnya langsung menanggapi panggilan ini. Sebuah kelompok dari yaman datang untuk melayani Islam namun mereka memiliki sarana yang sangat sedikit untuk perjalanan. Mereka mengatakan kepada Nabi Muhammad saw masalah mereka dan rasulullah saw menjawab bahwa ia juga memiliki sangat sedikit yang bisa diberikan kepada mereka, mendengar respon ini mereka mengatasinya dengan keinginan besar mereka untuk ikut serta dalam perjalanan ini. Suatu pujian untuk orang-orang yang menakjubkan. Allah yang maha kuasa menjelaskan dalam Al Qur’an


“Dan tiada (pula) berdosa atas orang-orang yang apabila mereka datang kepadamu, supaya kamu memberi mereka kendaraan, lalu kamu berkata: "Aku tidak memperoleh kendaraan untuk membawamu." lalu mereka kembali, sedang mata mereka bercucuran air mata karena kesedihan, lantaran mereka tidak memperoleh apa yang akan mereka nafkahkan”  (At Taubah 9:92)


Dari peperangan ini, Hadhrat Umar ra berfikir sebagai suatu kesempatan besar untuk mendahului Hadhrat Abu Bakar ra untuk suatu tindakan yang benar dan karenanya ia membawa sebagian besar hartanya untuk diberikan kepada Rasulullah saw, setelah ditanyakan apakah ia meninggalkan apapun  untuk rumahnya? dia menjawab setengah dari kekayaannya. Ketika hadhrat Abu Bakar ra tiba ia membawa seluruh kekayaannya kepada Nabi Muhammad saw dan ketika ditanya apakah ia meninggalkan apapun untuk rumah tangganya , ia mengatakan bahwa ia telah meninggalkan untuk mereka Allah dan Nabinya (Sunan At Tirmidhi Kitaabul Munaaqib).

Ini harus selalu diingat bahwa seiring berjalannya waktu metode yang digunakan untuk mengadaptasikan islam ke zaman modern akan selalu berbeda, meskipun tujuannya selalu sama. Hari ini kita tidak mempertahankan diri dengan pedang. Ini adalah fakta yang harus difahami dan meskipun tujuan islam belum pindah satu inch pun dari apa yang 1400 tahun syaratkan jauh berbeda saat ini, maka yang berbeda berarti harus disesuaikan. Kami menggunakan biaya sendiri untuk yang lebih luas dalam berbagai alasan.Dari membangun masjid (untuk kepentingan menyembah Allah dari seluruh dunia) untuk mempertahankan kekuatan misionaris kami, kontribusi keuangan merupakan faktor penting untuk menjaga semangat hidup dari Islam.

Pada masa Nabi Muhammad saw kami menemukan bahwa ada lebih dari 30 masjid yang digunakan dengan imam dan muazin yang ditunjuk untuk tujuan memimpin shalat berjamaah, para imam juga akan mengurus kesehatan rohani umat islam sepanjang waktu di masing-masing daerah yang dialokasikan. Pada masa hadhrat Umar ra sekitar 4000 masjid telah didirikan, terlebih lagi bahwa di hampir setiap masjid ditunjuk imam dan muazin yang semuanya sekarang menerima penghasilan, adalah mustahil untuk mempertimbangkan dalam satu detik bahwa ini semua dilakukan tanpa kontribusi keuangan. Selain dari zaman Hadhrat Umar ra setiap prajurit muslim apakah aktif atau tidak akan menerima pendapatan dan keluarga mereka juga akan menerima tunjangan seperti Waqfeen-e-Zindag (mengabdikan hidup) dihari ini zaman untuk siapa yang telah mengorbankan hidup mereka demi Islam Ahmadiyah dan menyebarkannya. Ada banyak contoh dimana Nabi memanggil untuk mengumpulkan dana dan itu dilakukan. Tidak ada seorang dari umat yang beriman mengeluh, “Mengapa kita menjadi terdorong untuk memberikan apa yang sudah kita miliki ?” atau “Apa gunanya kita bergabung jika kita menjadi bangkrut?” ini adalah semua masalah yang membuat tidak ada perbedaan bagi mereka. Mereka menyadari bahwa mereka telah melakukan bai’at pada kondisi tertentu. Bagaimanapun meninggalkan kondisi ini selain mereka menyadari arti harfiah dari bai’at – untuk menyerahkan diri sendiri – dan mereka menyerahkan diri mereka serta barang-barang mereka untuk islam! sebagai sahabat Nabi Muhammad tidak begitu artikel kekayaannya, sama sederhana dan sahabat tidak begitu kaya seperti masa hambanya, Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad as.

Dalam kondisi miskin pengorbanan harta mereka menjadi saksi berapa banyak cinta mereka dengan pemimpin tercinta mereka dan juga salah satu tujuan akhir mereka. Apakah mereka mempertimbangkan pengorbanan ini menjadi sia-sia maka mereka pasti akan dijauhi hanya karena tidak ada tekanan pada mereka untuk tidak melakukannya. Bahkan dari perspektif duniawi ada lebih banyak tekanan pada mereka untuk meninggalkan Islam (dalam hal ini Ahmadiyah).Mereka sepenuh hati menawarkan semua yang mereka punya dan pengorbanan mereka adalah benih yang mereka taburkan. Pada masa Masih Mau’ud as skema tersebut terjadi beberapa kali dan diumumkan secara tiba-tiba dan sahabat akan merespon dengan cepat, misalnya kita melihat skema pembangunan Minaratul Masih, perluasan masjid dan lain-lain. Para sahabat tidak pernah mengeluh dan mereka juga tidak mempertanyakan apakah ada hubungannya dengan penyebaran islam. Ada sesuatu yang sangat menyentuh dari sahabat Masih Mau’ud as. Hadhrat Arore Khan Sahib ra adalah ahmadi yang sangat taat dan hamba dari Masih yang dijanjikan [as], dia sangat terbiasa dalam pembayaran keuangan yang ditentukan untuk para ahmadi dan akan mengupayakan sebanyak mungkin ada dihadapan Masih Mau’ud as, beberapa sahabat pada waktu itu menawarkan koin emas untuk Masih Mau’ud as dan hal ini adalah sesuatu yang ia selalu inginkan dapat dilakukan dia mulai mengumpulkan koin emas dan pada akhirnya setelah ia merasa sudah cukup untuk di serahkan, Masih Mau’ud as telah meniggal dunia. Suatu hari setelah wafat Huzur as ia mengambil koin ini kemudian mendatangi rumah Huzur as. Dia mengetuk pintu dan Hadhrat Amma Jan ra (istri Masih Mau’ud as ) membuka pintu, setelah mengucapkan salam Hadhrat Mushi Sahib ra mulai menangis deras dan tidak berhenti, dia menanggis terus menerus sehingga Hadhrat Amma Jan ra bertanya mengapa ia menangis. Dia mengatakan bahwa selama hidupnya dia memiliki keinginan untuk menawarkan koin emas untuk Hadhrat Masih Mau’ud as seperti sahabat lainnya yang telah memberikan. Namun ia merasa tidak ada artinya untuk melakukan dan sebagaimana ia menabung untuk tujuan ini dan Huzur as telah meninggal dunia. Dia mengatakan bahwa karena Huzur as tidak ada lagi disini untuk menerima pengorbanannya maka ia ingin menawarkan kepada Hadhrat Amma Jan ra. Begitulah semangat dan cinta mereka untuk pemimpin mereka. Sungguh luar biasa bagaimana kontribusi sahabat Masih Mau’ud as sama dan pararel dengan para sahabat rasulullah saw. Semoga Allah swt memungkinkan kita semua untuk mengikuti jejak luar biasa atas kepatuhan dan ketaatannya.Amin.

Seperti yang saya jelaskan diawal artikel ini bahwa ada beberapa muslim yang memandang rendah tugas yang diberikan kepada Islam yaitu penyampaian pesan Allah swt untuk semua umat manusia. Pertama-tama logika tidak menerima bagaimana misi ini bisa terjadi tanpa dana keuangan yang dikeluarkan oleh umat Islam sendiri. Kedua hal ini terbukti dari masa Rasulullah saw dan benar atas bimbingan khalifah bahwa dana keuangan diperoleh demi kehendak pesan Allah swt bagi yang mendengarkan. Hari ini kita memiliki segelintir orang dengan cap Ahmadiyah didalam Islam yang taat semata-mata karena kita mewajibkan untuk memberikan pengorbanan keuangan. Namun mereka harus ingat ada perbedaan antara definisi “Wajib” dan yang “Dipaksa”.

Saya berbicara mewakili saya sendiri dan mengatakan bahwa saya tidak pernah mengeluh pada sistem keuangan jemaat ini dan saya berdoa untuk memberikan tenaga saya menyadari tujuan ini. Kami adalah Khuddam dari yang tercinta Khalifatul Masih atba, mengikuti jejak dari Hadhrat Munshi Arore Khan Sahib ra yang meskipun kami memliki sedikit dari jumlah harta kekayaan namun kami tidak pernah mengeluh mengenai pendapatan dan memberi semua yang bisa diberikan semua karena cinta dan ketulusan dalam hati kami untuk tujuannya. Jika Hadhrat Munshi Sahib ra dapat menawarkan semua dijalan Allah swt maka adalah masuk akal untuk mendengar keluhan dari orang-orang yang tinggal di barat dan mereka yang kecukupan dalam hidup, kami adalah khuddam yang siap mengorbankan harta, waktu dan kehormatan kami untuk kepentingan agama, nusa dan bangsa. Semoga Allah swt memungkinkan kita untuk memahami dari perjanjian ini dan berilah kami kekuatan untuk memenuhinya dengan cara yang terbaik. Amin.