Tadzkirah Bukan Kitab Suci Ahmadiyah
Fitnah: Tadzkirah adalah Kitab Suci Ahmadiyah
Ikhwal kitab “Tadzkirah”, Konon kitab ini tidak dipersiapkan
oleh pendiri Jemaat Ahmadiyah, melainkan kitab ini terwujud berkat buah pikiran
Imam Jemaat Ahmadiyah, Hadhrat Khalifatul Masih II, Hadhrat Alhaj Mirza
Bashirudin Mahmud Ahmad yang lama sesudah pendiri Jemaat Ahmadiyah wafat
mengintruksikan untuk menghimpun wahyu-wahyu, ilham-ilham, kasyaf-kasyaf, dan
rukya-rukya yang diterima oleh Pendiri Jemaat Ahmadiyah. Setelah penyusunan itu
rampung, maka naskah itu dengan karunia Allah SWT diterbitkan dengan diberi
judul “Tadzkirah” – yang mengandung makna sebuah karya kenang-kenangan atau
peringatan. Selain dari makna itu tidak dimaksudkan untuk tujuan yang lain.
Pemikiran bahwa Tadzkirah adalah kitab suci Ahmadiyah
Adalah suatu pemikiran yang naïf menuduh bahwa “Tadzkirah”
itu sebuah “kitab suci” Jemaat Ahmadiyah, katanya selaku tandingan Kitab Suci
Al-Qur’an. (Nauzubillah min zalik! La’natullah ‘alal kazibin!)
Dipersilahkan mengecek ke rumah-rumah orang Ahmadi di
sembarang tempat, pasti tidak akan mendapatkan kitab sebuah pun yang
dinamakannya “Kitab Suci Tadzkirah”. Akan tetapi jika Al-Qur’an yang diminta,
pasti akan disodorkan kepadanya Al-Qur’an yang terdiri atas 30 juz secara utuh
dengan terjemahannya. Dalam terjemahan Al-Qur’an yang dimiliki orang Ahmadiyah, dan tidak akan terdapat kata-kata dalam kurung (Mirza Ghulam Ahmad) menyusul kata “Rasul-Nya”
Justru hanya Ahmadiyah yang menerbitkan terjemahan Al-Qur’an
kedalam 100 bahasa didunia. Kita tegaskan: Kitab suci Ahmadiyah adalah Al-Qur’an.